Minggu, 29 November 2009

Menaklukan Tembok Beasr Cina

China memang punya tembok raksasa yang selalu ingin ditaklukkan setiap pelancong- khususnya bagi yang baru kali pertama berkunjung. Namun, ada perkara yang lebih besar dan sulit untuk ditaklukkan dibanding sekadar mendaki ribuan anak tangga the Great Wall of China.

Apakah itu? Ego dan keras kepalanya para pedagang pribumi China. Ya, sejak dulu kala, warga China dan keturunannya memang terkenal ulet dan pandai berdagang di seantero jagad. Tak hanya sekedar ulet, tapi juga kerap ngotot berjualan.

Saking identiknya dengan dunia perdagangan, negara ini bahkan sampai memiliki musium yang mungkin tak ditemui di negara lain, yakni Chinese Business Museum. Dari pantauan detikcom di pelosok Beijing, ibukota China, hampir tiap sudut bisa ditemui pusat perdagangan. Mulai dari pusat perbelanjaan moderen sampai tradisional.

Nah, jika Anda berkunjung ke pasar tradisional ala Glodok seperti Silk Market, Ya Show, maupun Xidan di Beijing, jangan pernah iseng menanyakan soal harga barang kecuali memang benar-benar tertarik untuk membelinya.

Begitu terlontar pertanyaan: "berapa harganya?", sontak para pedagang--yang mayoritas wanita--akan membuka harga sepuluh kali lipat di atas harga barang orisinil. Meski sejatinya barang yang ditawarkan mereka cuma barang tiruan

kualitas satu, dua, atau bahkan tiga.
Meski Anda bilang harganya tak masuk akal, mereka tak akan peduli. Justru para pedagang ini yang akan balik marah. "Anda jangan gila, ini barang kualitas bagus. Jadi berapa penawaran serius Anda? Jangan bercanda," sahut mereka tak kalah galak dengan raut muka tak bersahabat.

Para pedagang asli China ini tak akan melepas tangan Anda sedetik pun sampai transaksi benar-benar terjadi. Diperlukan skill tawar menawar yang kejam di sini. Jualan memaksa seperti itu ternyata tak hanya terjadi pada satu-dua pembeli saja, namun kepada semua pengunjung pasar, baik dari Asia maupun Eropa--yang mungkin awalnya cuma sekadar iseng bertanya.

Namun demikian, itulah seni jual beli sesungguhnya. Jika berhasil menaklukkan sang pedagang dan berhasil membawa pulang barang buruan dengan harga sangat miring, ada rasa kepuasan tersendiri melihat raut kesal sang penjual yang 'dikalahkan'. Kepuasan macam ini diakui banyak pembeli lainnya.

Jadi, Anda jangan bangga dulu jika bisa menaklukkan ribuan anak tangga the Great Wall of China--yang merupakan satu dari tujuh keajaiban dunia, jika tidak bisa mengalahkan para penduduknya yang jadi pedagang--yang ternyata punya tingkah laku tak kalah ajaib dari tembok besar kebanggaan mereka.


(rou/asy)
http://www.detik.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar